PULAU PRAMUKA, KOMPAS.com - Kepulauan Seribu tidak hanya memiliki keindahan bawah air, sehingga menjadi salah satu tempat wisata bahari terfavorit versi majalah National Geoghraphic 2009, tetapi juga memiliki potensi wisata sejarah yang tidak kurang menariknya bisa dikemas dengan baik.
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu perlu membuat museum sejarah di Kepulauan Seribu.
-- Edy Juanedi
"Potensi wisata sejarah itu akan menjadi lebih menarik bila Direktorat Perlindungan Bawah Air bersedia menyerahkan benda cagar budaya hasil pengangkatan dari situs bawah air. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu perlu membuat museum sejarah di Kepulauan Seribu," kata Edy Juanedi, Camat Kepulauan Seribu Utara, pada acara Sosialisasi Peningkatan Peran Masyarakat dalam Penanganan Peninggalan Bawah Air, Kamus (29/4/2010) di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.
Potensi wisata sejarah di Kepulauan Seribu meliputi makam Habib Ali bin Ahmad bin Zen Al Aidid di Pulau Panggang (wafat 15 Mei 1895), Kantor eks Asisten Resident Duizen Eilanden di Pulau Panggang (dibangun tahun 1880-an), makam legenda Darah Putih di Pulau Panggang, makam Syarif Maulana Syarifudin (kerabat Kesultanan Banten) di Pulau Kelapa, dan makam Sultan Mahmud Zakaria (kerabat Kesultanan Banten) di Pulau Panjang.
Edy Junaedi menjelaskan, lokasi untuk museum sejarah sebenarnya sudah ada, yaitu di kantor eks Asisten Resident Duizen Eilanden di Pulau Panggang, yang saat ini digunakan sebagai Kantor Lurah Pulau Panggang.
Menurut rencana, tahun 2011 Kantor Lurah Pulau Panggang akan dibangun di lokasi yang baru, sehingga gedung lama dapat direvitalisasi menjadi museum sejarah dan budaya untuk menyimpan benda cagar budaya, dan diorama singkat sejarah Kepulauan Seribu. Sedangkan situs BCB di perairan Kepulauan Seribu harus tetap dijaga kelestariannya sebagai sebuah situs dan terus menerus dipublikasikan, sehingga menjadi daya tarik bagi penyelam sebagaimana yang terdapat di Raja Ampat.
"Dengan pengembangan pariwisata sejarah dan budaya, saya yakin pada saatnya nanti Kepulauan Seribu akan mampu menjadi daerah tujuan wisata favorit sebagaimana halnya Bali. Masyarakat akan ikut merasakan dampak positif dari berkembangnya pariwisata berbasis komunitas di daerahnya, yaitu meningkatnya kesejahteraan masyarakat," katanya.
http://travel.kompas.com